Apple & Google Lakukan Kebohongan Publik? - Isu National Security Agency (NSA) yang memata-matai pengguna jejaring sosial atau netters menyeruak beberapa tahun belakangan. Kemunculan Edward Snowden yang mengungkap dokumen NSA seolah membuka mata dunia apa yang sedang dilakukan badan intelijen AS tersebut.
Pada Juni 2013 diberitakan Apple membantah pihaknya ikut serta mengirimkan data pengguna ke NSA. Perusahaan pembuat iPhone itu mengungkap bahwa pihaknya memiliki enkripsi keamanan pada layanan komunikasi iMessage dan FaceTime.
Perusahaan juga membantah tidak mengirimkan data lokasi atau layanan peta dan fitur Siri kepada badan intelijen tersebut. Google pun demikian, pertengahan tahun lalu pihaknya membantah bahwa perusahaan memberikan akses kepada NSA pada server miliknya.
Dilansir BGR, Jumat (21/3/2014), NSA pada Rabu mengungkap tegas bahwa raksasa teknologi AS ini 'sepenuhnya menyadari' dari operasi pengumpul data yang dilakukan agensi (NSA). The Guardian melaporkan, perusahaan teknologi ini dianggap mengetahui tentang program yang dinamakan Prism, walaupun mereka membantahnya dan mengatakan tidak membantu NSA dengan cara apapun.
Sejak bocoran Edward Snowden beredar di media massa, perusahaan teknologi mencoba meyakinkan pelanggannya bahwa privasi adalah hal penting bagi pengguna serta mengungkap enkripsi untuk layanan online mereka. Rajesh De, General Counsel NSA mengatakan, semua komunikasi konten dan metadata yang terkait dipanen oleh NSA di bawah pengawasan hukum 2008, terjadi atas pengetahuan perusahaan.
Data yang dipanen NSA ini, bisa memiliki nama 'program pengumpulan internet' yang dikenal dengan nama Prism maupun koleksi 'upstream' atau komunikasi bergerak di internet. Saat beberapa perusahaan teknologi mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui istilah Prism, mereka tidak berdusta, dalam konteks istilah itu adalah istilah pemerintah, yang kemudian bocor ke publik.
"Namun, perusahaan teknologi pasti sudah tahu proses yang sebenarnya di balik Prism, tidak perduli apa nama dari istilah program pengumpul data pengguna itu," tuturnya.
Sejak 2008, program ini memungkinkan NSA untuk mengumpulkan telefon, email, internet dan konten komunikasi lain. Data yang dikoleksi di bawah program Prism dapat tersimpan selama lima tahun, sedangkan komunikasi yang diambil langsung dari internet, tersimpan selama dua tahun.
Sumber